7 Contoh Aset Tidak Berwujud dan Cara Mendapatkannya

Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan. Contoh aset tidak berwujud termasuk paten, merek dagang, hak cipta, goodwill, dan lain-lain.
Artikel ini akan membahas berbagai contoh aset tidak berwujud, pentingnya bagi perusahaan, dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik.
Pengertian Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Aset ini sering kali sulit untuk diukur dan dinilai, tetapi sangat penting dalam menciptakan nilai bagi perusahaan.
Contoh Aset Tidak Berwujud
Berikut adalah beberapa contoh aset tidak berwujud yang umum dimiliki oleh perusahaan:
1. Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan kepada penemu untuk menggunakan, menjual, atau memproduksi penemuan mereka selama periode waktu tertentu. Paten melindungi inovasi dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
2. Merek Dagang
Merek dagang adalah simbol, nama, atau logo yang digunakan untuk mengidentifikasi produk atau jasa tertentu. Merek dagang membantu dalam membangun identitas merek dan loyalitas pelanggan.
3. Hak Cipta
Hak cipta melindungi karya asli dari pencipta, seperti buku, musik, dan film. Hak cipta memberikan hak eksklusif kepada pencipta untuk menggunakan dan mendistribusikan karya mereka.
4. Goodwill
Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki oleh perusahaan yang melebihi nilai aset fisiknya. Goodwill sering kali muncul dalam akuisisi ketika perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga lebih tinggi dari nilai pasarnya.
5. Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik aset tidak berwujud kepada pihak lain untuk menggunakan aset tersebut dalam periode tertentu dengan syarat tertentu. Lisensi bisa berupa perangkat lunak, teknologi, atau hak distribusi.
6. Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah program komputer yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan operasional bisnis. Perangkat lunak memiliki nilai yang signifikan terutama dalam perusahaan teknologi.
7. Hak Kekayaan Intelektual
Hak kekayaan intelektual mencakup paten, merek dagang, dan hak cipta yang memberikan perlindungan hukum terhadap karya kreatif dan inovasi.
Pentingnya Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud memiliki beberapa pentingan bagi perusahaan, antara lain:
1. Keunggulan Kompetitif
Aset seperti paten dan merek dagang dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan melindungi inovasi dan membangun identitas merek yang kuat.
2. Nilai Tambah
Aset tidak berwujud seperti goodwill dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan pasar.
3. Sumber Pendapatan
Lisensi dan hak cipta dapat menjadi sumber pendapatan melalui royalti dan lisensi.
Cara Mengelola Aset Tidak Berwujud
Mengelola aset tidak berwujud memerlukan strategi dan perhatian khusus, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Pendaftaran dan Perlindungan
Pastikan aset tidak berwujud seperti paten, merek dagang, dan hak cipta terdaftar dan dilindungi secara hukum.
2. Penilaian yang Tepat
Lakukan penilaian secara berkala untuk menentukan nilai aset tidak berwujud dan memastikan bahwa mereka tercatat dengan benar dalam laporan keuangan.
3. Pengelolaan Lisensi
Kelola lisensi dengan baik untuk memaksimalkan pendapatan dan melindungi hak kekayaan intelektual.
4. Inovasi Berkelanjutan
Dorong inovasi terus-menerus untuk menciptakan aset tidak berwujud baru yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri Ciri Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik namun memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan. Untuk lebih memahami aset tidak berwujud, berikut adalah beberapa ciri-ciri yang khas:
1. Tidak Memiliki Wujud Fisik
Sesuai dengan namanya, aset tidak berwujud tidak memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat atau disentuh. Contoh aset seperti ini termasuk hak cipta, paten, dan merek dagang.
2. Dapat Memberikan Manfaat Ekonomi di Masa Depan
Aset tidak berwujud memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Misalnya, merek dagang yang kuat dapat meningkatkan penjualan produk, sementara paten dapat memberikan pendapatan melalui lisensi.
3. Sulit untuk Diukur dan Dinilai
Karena tidak memiliki bentuk fisik, aset tidak berwujud sering kali sulit untuk diukur dan dinilai. Penilaian aset ini biasanya memerlukan metode khusus, seperti analisis biaya penggantian atau estimasi pendapatan masa depan.
4. Memiliki Perlindungan Hukum
Banyak aset tidak berwujud yang dilindungi oleh hukum, seperti paten, hak cipta, dan merek dagang. Perlindungan hukum ini memberikan hak eksklusif kepada pemilik aset untuk menggunakan dan memanfaatkan aset tersebut.
5. Dapat Dipindahtangankan atau Dilisensikan
Aset tidak berwujud dapat dipindahtangankan atau dilisensikan kepada pihak lain. Misalnya, perusahaan dapat menjual atau melisensikan paten mereka kepada perusahaan lain, yang kemudian dapat menggunakan paten tersebut untuk memproduksi barang atau jasa.
6. Nilainya Dapat Berubah
Nilai aset tidak berwujud dapat berubah seiring waktu, tergantung pada berbagai faktor seperti inovasi teknologi, perubahan pasar, dan perkembangan hukum. Misalnya, nilai sebuah merek dagang bisa meningkat seiring dengan peningkatan popularitas produk yang terkait.
7. Mempunyai Masa Manfaat yang Tidak Terbatas atau Terbatas
Aset tidak berwujud bisa memiliki masa manfaat yang terbatas atau tidak terbatas. Hak cipta, misalnya, biasanya memiliki masa manfaat yang terbatas, sementara goodwill bisa memiliki masa manfaat yang tidak terbatas selama perusahaan tetap beroperasi.
8. Tercatat dalam Neraca Perusahaan
Aset tidak berwujud yang signifikan biasanya dicatat dalam neraca perusahaan. Penilaian dan pencatatan ini penting untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kesehatan finansial perusahaan.
Cara Memiliki Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud dapat menjadi sumber daya yang sangat berharga bagi perusahaan atau individu. Memiliki aset tidak berwujud memerlukan strategi yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis aset tersebut.
Berikut adalah beberapa cara untuk memiliki aset tidak berwujud:
1. Pembuatan atau Pengembangan Internal
Inovasi dan Penelitian
Banyak aset tidak berwujud berasal dari inovasi dan penelitian yang dilakukan secara internal oleh perusahaan. Misalnya, pengembangan produk baru yang kemudian dipatenkan atau menciptakan perangkat lunak yang dapat dijual atau dilisensikan.
- Langkah-Langkah:
- Investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D).
- Melibatkan tim ahli dalam bidang teknologi dan inovasi.
- Mengajukan paten untuk melindungi hasil inovasi.
Kreativitas dan Produksi Konten
Pembuatan karya kreatif seperti buku, musik, film, dan perangkat lunak dapat menghasilkan hak cipta dan lisensi yang merupakan aset tidak berwujud.
- Langkah-Langkah:
- Membuat dan menghasilkan konten kreatif.
- Mendaftarkan hak cipta untuk melindungi karya tersebut.
- Mendistribusikan atau melisensikan karya kepada pihak ketiga.
2. Pembelian atau Akuisisi
Membeli Perusahaan atau Aset Tertentu
Akuisisi perusahaan lain yang memiliki aset tidak berwujud yang bernilai, seperti paten, merek dagang, atau goodwill, dapat menjadi cara efektif untuk mendapatkan aset tersebut.
- Langkah-Langkah:
- Mengidentifikasi perusahaan dengan aset tidak berwujud yang diinginkan.
- Melakukan due diligence untuk menilai nilai aset tersebut.
- Melakukan negosiasi dan pembelian perusahaan atau aset tertentu.
3. Lisensi dan Waralaba
Mendapatkan Lisensi
Memperoleh lisensi untuk menggunakan aset tidak berwujud milik pihak lain, seperti perangkat lunak, teknologi, atau merek dagang.
- Langkah-Langkah:
- Mencari pemilik aset yang bersedia memberikan lisensi.
- Melakukan negosiasi persyaratan lisensi.
- Membuat perjanjian lisensi yang jelas dan menguntungkan.
Menjalankan Waralaba
Menjalankan bisnis waralaba memungkinkan Anda untuk menggunakan merek dagang dan model bisnis yang sudah terbukti sukses.
- Langkah-Langkah:
- Memilih waralaba yang sesuai dengan minat dan pasar.
- Memenuhi persyaratan waralaba dan melakukan investasi awal.
- Mengoperasikan bisnis waralaba sesuai dengan standar dan pedoman yang ditetapkan oleh pemilik waralaba.
4. Pendaftaran dan Perlindungan Hukum
Mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual
Mendaftarkan hak kekayaan intelektual seperti paten, merek dagang, dan hak cipta memberikan perlindungan hukum dan mengakui kepemilikan atas aset tidak berwujud tersebut.
- Langkah-Langkah:
- Mengidentifikasi aset yang dapat didaftarkan.
- Mengajukan aplikasi pendaftaran ke kantor hak kekayaan intelektual.
- Memastikan kepatuhan dengan semua persyaratan hukum dan administrasi.
5. Kolaborasi dan Kemitraan
Bermitra dengan Pihak Lain
Bekerjasama dengan perusahaan lain atau individu yang memiliki aset tidak berwujud untuk menciptakan sinergi dan memanfaatkan aset tersebut.
- Langkah-Langkah:
- Mencari mitra yang memiliki aset tidak berwujud yang diinginkan.
- Menetapkan tujuan dan keuntungan bersama.
- Membuat perjanjian kerjasama yang jelas dan menguntungkan kedua belah pihak.
Memiliki aset tidak berwujud memerlukan strategi yang tepat, baik melalui inovasi internal, pembelian, lisensi, atau kerjasama.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah di atas, perusahaan atau individu dapat memiliki dan memanfaatkan aset tidak berwujud untuk meningkatkan nilai ekonomi dan keunggulan kompetitif.
Kesimpulan
Aset tidak berwujud memainkan peran penting dalam menciptakan nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan memahami dan mengelola aset tidak berwujud dengan baik, perusahaan dapat memaksimalkan potensi ekonomi mereka dan membangun keberlanjutan jangka panjang.