Ketikus.com
Beranda Karier Contoh Surat Peringatan 1, 2, 3 untuk Karyawan Tidak Disiplin

Contoh Surat Peringatan 1, 2, 3 untuk Karyawan Tidak Disiplin

Contoh Surat Peringatan 1, 2, 3 untuk Karyawan Tidak Disiplin

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan RI tahun 2024, lebih dari 35% kasus perselisihan hubungan industrial di Indonesia bermula dari masalah kedisiplinan karyawan.

Pelanggaran seperti keterlambatan masuk kerja, tidak masuk tanpa keterangan, hingga pelanggaran aturan perusahaan lainnya kerap menjadi pemicu konflik antara perusahaan dan karyawan.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan memerlukan sistem peringatan yang terstruktur dan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Surat peringatan menjadi instrumen penting dalam menegakkan disiplin kerja sekaligus memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memperbaiki kinerjanya.

Dengan memahami cara membuat contoh surat peringatan 1 untuk karyawan yang tepat, perusahaan dapat menjalankan proses pembinaan yang adil dan transparan.

Artikel ini akan memberikan panduan lengkap beserta contoh surat peringatan 1 Word yang dapat langsung kamu gunakan untuk berbagai situasi pelanggaran kedisiplinan.

Apa itu Surat Peringatan (SP)?

Surat Peringatan (SP) merupakan dokumen resmi yang dikeluarkan perusahaan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan atau tata tertib kerja.

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, surat peringatan berfungsi sebagai langkah pembinaan sebelum perusahaan mengambil tindakan yang lebih tegas.

Sistem surat peringatan umumnya terdiri dari tiga tingkatan: SP 1 (peringatan pertama), SP 2 (peringatan kedua), dan SP 3 (peringatan ketiga dan terakhir).

Setiap tingkatan memiliki konsekuensi yang berbeda dan semakin berat. Contoh surat SP karyawan harus dibuat dengan memperhatikan aspek hukum ketenagakerjaan agar tidak melanggar hak-hak karyawan.

Surat peringatan memiliki kekuatan hukum yang mengikat kedua belah pihak. Oleh karena itu, contoh surat teguran tertulis yang dibuat harus mencantumkan identitas lengkap karyawan, jenis pelanggaran, sanksi yang diberikan, dan masa berlaku surat peringatan tersebut.

Contoh Surat Peringatan 1 untuk Karyawan

Berikut ini adalah lima contoh surat peringatan 1 untuk karyawan yang dapat kamu gunakan sebagai referensi dalam berbagai situasi pelanggaran:

1. Contoh Surat Peringatan 1 untuk Karyawan Terlambat

SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-1)
No: SP-001/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Dengan ini kami sampaikan Surat Peringatan Pertama kepada Saudara atas pelanggaran yang telah dilakukan, yaitu:

PELANGGARAN: Terlambat masuk kerja sebanyak 5 (lima) kali dalam bulan Mei 2025, dengan rincian:
- Tanggal 3 Mei 2025: Terlambat 30 menit
- Tanggal 8 Mei 2025: Terlambat 25 menit
- Tanggal 15 Mei 2025: Terlambat 45 menit
- Tanggal 22 Mei 2025: Terlambat 20 menit
- Tanggal 28 Mei 2025: Terlambat 35 menit

Pelanggaran tersebut bertentangan dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Perusahaan tentang jam kerja dan kedisiplinan karyawan.

Oleh karena itu, kami memberikan PERINGATAN PERTAMA kepada Saudara dengan ketentuan:
1. Surat Peringatan ini berlaku selama 6 (enam) bulan
2. Apabila dalam masa berlaku surat ini Saudara melakukan pelanggaran serupa, maka akan diberikan Surat Peringatan Kedua
3. Saudara diwajibkan menandatangani surat ini sebagai bukti penerimaan

Demikian surat peringatan ini kami sampaikan untuk dapat dipatuhi dengan baik.

Jakarta, 20 Juni 2025

Mengetahui,                    Menerima,
Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

2. Contoh Surat Peringatan 1 untuk Karyawan yang Tidak Masuk Kerja

Ini adalah contoh surat peringatan 1 untuk karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas:

SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-1)
No: SP-002/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Berdasarkan catatan absensi, Saudara telah melakukan pelanggaran berupa tidak masuk kerja tanpa keterangan (Alpha) sebanyak 3 (tiga) hari pada:
- Tanggal 10 Juni 2025
- Tanggal 12 Juni 2025  
- Tanggal 17 Juni 2025

Pelanggaran ini melanggar Pasal 12 Peraturan Perusahaan tentang kewajiban karyawan untuk hadir tepat waktu.

Dengan ini kami memberikan PERINGATAN PERTAMA dengan ketentuan:
1. Masa berlaku: 6 (enam) bulan
2. Pelanggaran serupa akan mengakibatkan SP 2
3. Saudara wajib memberikan konfirmasi tertulis atas penerimaan surat ini

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan Yang Bersangkutan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

3. Contoh Surat Peringatan 1 untuk Pelanggaran Dress Code

Contoh surat peringatan 1 untuk karyawan ini ditujukan untuk pelanggaran berkaitan dengan penampilan:

SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-1)
No: SP-003/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Saudara telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dress code perusahaan sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Peraturan Perusahaan, yaitu:

PELANGGARAN: Tidak menggunakan seragam resmi perusahaan dan berpenampilan tidak sesuai standar professional sebanyak 4 (empat) kali dalam bulan Juni 2025.

Kami memberikan PERINGATAN PERTAMA dengan harapan Saudara dapat memperbaiki penampilan sesuai ketentuan perusahaan.

Masa berlaku surat ini adalah 6 (enam) bulan dari tanggal penerbitan.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

4. Contoh Surat Peringatan 1 untuk Produktivitas Rendah

SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-1)
No: SP-004/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Berdasarkan evaluasi kinerja bulan Mei 2025, produktivitas Saudara berada di bawah standar minimum perusahaan (75%) dengan pencapaian hanya 55%.

RINCIAN PELANGGARAN:
- Target penjualan: Rp 50.000.000
- Realisasi: Rp 27.500.000
- Persentase pencapaian: 55%

Dengan ini kami berikan PERINGATAN PERTAMA agar Saudara dapat meningkatkan kinerja sesuai target yang ditetapkan.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

5. Contoh Surat Peringatan 1 untuk Penggunaan Fasilitas Perusahaan

Contoh surat peringatan 1 terlambat masuk kerja ini juga mencakup penyalahgunaan fasilitas:

SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-1)
No: SP-005/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Saudara telah melakukan pelanggaran penggunaan fasilitas internet perusahaan untuk kepentingan pribadi selama jam kerja, bertentangan dengan Pasal 20 Peraturan Perusahaan.

BUKTI PELANGGARAN:
- Mengakses media sosial selama jam kerja
- Streaming video non-pekerjaan
- Online shopping menggunakan bandwidth perusahaan

Kami berikan PERINGATAN PERTAMA dengan masa berlaku 6 bulan.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

Contoh Surat Peringatan 2 untuk Karyawan

Contoh surat peringatan 2 untuk karyawan memiliki tingkat keseriusan yang lebih tinggi dibandingkan SP 1. Berikut adalah lima contoh yang dapat kamu gunakan:

1. Surat Peringatan 2 untuk Keterlambatan Berulang

SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-2)
No: SP-101/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Mengacu pada Surat Peringatan Pertama No. SP-001/HRD/V/2025 tanggal 15 Mei 2025, namun Saudara masih melakukan pelanggaran serupa.

PELANGGARAN BARU:
Terlambat masuk kerja sebanyak 4 kali dalam bulan Juni 2025:
- 5 Juni 2025: Terlambat 40 menit
- 12 Juni 2025: Terlambat 55 menit
- 18 Juni 2025: Terlambat 30 menit
- 20 Juni 2025: Terlambat 25 menit

Dengan ini kami berikan PERINGATAN KEDUA dengan peringatan bahwa pelanggaran selanjutnya akan mengakibatkan SP 3 dan dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja.

Masa berlaku: 6 bulan

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

2. Surat Peringatan 2 untuk Tidak Masuk Kerja

Contoh surat peringatan 2 untuk karyawan yang tidak masuk tanpa ijin:

SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-2)
No: SP-102/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Meskipun telah diberikan SP 1 pada tanggal 20 Mei 2025, Saudara kembali melakukan pelanggaran tidak masuk kerja tanpa keterangan sebanyak 2 hari berturut-turut (21-22 Juni 2025).

Pelanggaran ini sangat merugikan produktivitas tim dan melanggar komitmen kerja yang telah disepakati.

PERINGATAN KEDUA ini berlaku selama 6 bulan. Pelanggaran serupa akan mengakibatkan SP 3 dan evaluasi kontrak kerja.

Jakarta, 23 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

3. Surat Peringatan 2 untuk Sikap Tidak Profesional

SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-2)
No: SP-103/HRD/VI/2025

PELANGGARAN: Bersikap tidak sopan kepada atasan dan rekan kerja pada rapat tim tanggal 18 Juni 2025, serta menolak mengikuti instruksi kerja yang diberikan.

Sikap ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif dan bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan.

PERINGATAN KEDUA diberikan dengan peringatan serius bahwa pelanggaran berikutnya dapat mengakibatkan tindakan disipliner yang lebih berat.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

4. Surat Peringatan 2 untuk Kinerja Buruk Berkelanjutan

SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-2)
No: SP-104/HRD/VI/2025

Meskipun telah diberikan SP 1 untuk produktivitas rendah, kinerja Saudara pada bulan Juni 2025 masih di bawah standar dengan pencapaian hanya 60% dari target.

DAMPAK:
- Kerugian penjualan Rp 20.000.000
- Menurunnya kepercayaan klien
- Mengganggu pencapaian target tim

PERINGATAN KEDUA ini merupakan kesempatan terakhir untuk memperbaiki kinerja sebelum tindakan lebih lanjut.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

5. Surat Peringatan 2 untuk Pelanggaran Keamanan

Contoh surat peringatan 2 untuk karyawan yang melanggar protokol keamanan:

SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-2)
No: SP-105/HRD/VI/2025

PELANGGARAN: Membocorkan informasi confidential perusahaan kepada pihak luar tanpa izin, bertentangan dengan perjanjian kerahasiaan yang telah ditandatangani.

Pelanggaran ini sangat serius karena dapat merugikan perusahaan secara financial dan reputasi.

PERINGATAN KEDUA diberikan dengan ancaman pemutusan hubungan kerja jika terjadi pelanggaran serupa.

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

Contoh Surat Peringatan 3 untuk Karyawan

Contoh surat peringatan 3 untuk karyawan merupakan peringatan terakhir sebelum pemutusan hubungan kerja. Berikut lima contoh yang dapat digunakan:

1. Surat Peringatan 3 untuk Keterlambatan Kronis

SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-3)
No: SP-201/HRD/VI/2025

Kepada:
Nama: [Nama Karyawan]
NIK: [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan: [Jabatan]
Divisi: [Nama Divisi]

Mengacu pada:
- SP 1 No. SP-001/HRD/IV/2025
- SP 2 No. SP-101/HRD/V/2025

Namun Saudara tetap melakukan pelanggaran keterlambatan sebanyak 3 kali dalam minggu pertama Juni 2025.

Ini adalah PERINGATAN TERAKHIR. Pelanggaran serupa akan mengakibatkan PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA sesuai Pasal 158 UU No. 13/2003.

Masa berlaku: 6 bulan
Konsekuensi: PHK dengan compensation sesuai ketentuan hukum

Jakarta, 20 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

2. Surat Peringatan 3 untuk Mangkir Kerja

Contoh surat peringatan 3 untuk karyawan yang terus mangkir:

SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-3)
No: SP-202/HRD/VI/2025

Setelah SP 1 dan SP 2, Saudara masih melakukan pelanggaran tidak masuk kerja tanpa keterangan sebanyak 2 hari (19-20 Juni 2025).

Pelanggaran ini telah mencapai batas toleransi perusahaan.

PERINGATAN TERAKHIR: Ketidakhadiran tanpa keterangan selanjutnya akan diproses sebagai pengunduran diri atau PHK sesuai ketentuan hukum ketenagakerjaan.

Jakarta, 21 Juni 2025

Manager HRD                    Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

3. Surat Peringatan 3 untuk Insubordinasi

SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-3)
No: SP-203/HRD/VI/2025

PELANGGARAN BERAT: Menolak instruksi langsung dari atasan dan bersikap tidak hormat dalam rapat manajemen tanggal 19 Juni 2025.

Tindakan ini merupakan insubordinasi yang dapat merusak hierarki dan disiplin kerja di perusahaan.

ULTIMATUM: Ini adalah kesempatan terakhir untuk memperbaiki sikap. Pelanggaran serupa akan mengakibatkan PHK dengan alasan kesalahan berat.

Jakarta, 20 Juni 2025

Direktur HRD                   Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

4. Surat Peringatan 3 untuk Pencurian

Contoh surat peringatan 3 untuk karyawan yang melakukan pencurian:

SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-3)
No: SP-204/HRD/VI/2025

PELANGGARAN BERAT: Terbukti mengambil perlengkapan kantor untuk kepentingan pribadi tanpa izin (pencurian) berdasarkan hasil investigasi internal.

Tindakan ini merupakan pelanggaran berat yang dapat diproses secara hukum.

PERINGATAN TERAKHIR: Perusahaan memberikan kesempatan terakhir dengan konsekuensi PHK dan tuntutan hukum jika terjadi pengulangan.

Jakarta, 20 Juni 2025

Direktur HRD                   Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

5. Surat Peringatan 3 untuk Pelecehan

SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-3)
No: SP-205/HRD/VI/2025

PELANGGARAN BERAT: Melakukan pelecehan verbal terhadap rekan kerja yang menciptakan hostile work environment, bertentangan dengan kebijakan zero tolerance perusahaan.

Berdasarkan laporan dan investigasi internal, tindakan Saudara terbukti melanggar norma kesusilaan dan peraturan perusahaan.

ULTIMATUM TERAKHIR: Pelanggaran serupa akan mengakibatkan PHK dengan alasan kesalahan berat dan dapat diproses secara hukum.

Jakarta, 20 Juni 2025

Direktur HRD                   Karyawan

[Nama & Tanda Tangan]         [Nama & Tanda Tangan]

Fungsi Surat Peringatan

1. Sebagai Alat Teguran Resmi

SP berfungsi sebagai peringatan tertulis kepada karyawan bahwa tindakannya telah melanggar ketentuan perusahaan. Ini lebih serius dibanding teguran lisan.

2. Dokumen Legal untuk Prosedur HRD

Surat peringatan menjadi bukti administratif bahwa perusahaan telah memberi peringatan sesuai prosedur, terutama jika masalah berlanjut hingga ke tahap pemecatan. Ini penting dalam menghadapi proses hukum atau mediasi ketenagakerjaan.

3. Memberikan Kesempatan untuk Perbaikan

SP tidak serta-merta untuk menghukum, tetapi untuk memberikan kesempatan kepada karyawan agar memperbaiki perilaku atau kinerjanya sebelum konsekuensi lebih berat dijatuhkan.

4. Menjaga Disiplin dan Tata Tertib

SP juga berfungsi sebagai pengingat bagi karyawan lain bahwa perusahaan serius dalam menerapkan aturan. Ini menciptakan budaya kerja yang disiplin dan profesional.

5. Melindungi Kepentingan Perusahaan

Dengan SP, perusahaan menunjukkan bahwa mereka sudah bertindak objektif dan sesuai prosedur, sehingga bisa menghindari tuduhan PHK sepihak atau tindakan sewenang-wenang.

Tujuan Surat Peringatan

1. Mendorong Perubahan Perilaku

Tujuan utama SP adalah untuk membuat karyawan menyadari kesalahannya dan mendorong perubahan sikap atau kebiasaan kerja yang negatif.

2. Menjaga Produktivitas Tim

Karyawan yang bermasalah bisa mengganggu ritme kerja tim. SP bertujuan untuk mengembalikan performa individu agar tidak merugikan tim secara keseluruhan.

3. Menghindari Konflik yang Lebih Besar

Dengan peringatan tertulis, perusahaan berharap masalah tidak membesar atau berlarut-larut yang bisa merusak iklim kerja atau menimbulkan konflik internal.

4. Memberi Batasan dan Kesempatan

SP adalah bentuk batas tegas sekaligus kesempatan terakhir. Perusahaan menyatakan: jika pelanggaran berulang, akan ada konsekuensi lebih berat.

5. Menjadi Tahapan Disipliner yang Terstruktur

Surat peringatan biasanya diberikan secara berjenjang (SP 1, SP 2, SP 3). Tujuannya adalah agar proses disipliner bisa adil dan proporsional, tidak langsung ekstrem.

Surat Peringatan Dikeluarkan Oleh Siapa di Perusahaan?

Berdasarkan struktur organisasi dan ketentuan hukum ketenagakerjaan, surat peringatan dapat dikeluarkan oleh beberapa pihak yang memiliki kewenangan.

Contoh surat peringatan 1 untuk karyawan yang tidak masuk kerja umumnya dikeluarkan oleh Kepala Bagian Human Resources Development (HRD) atau Manager HRD yang memiliki kewenangan dalam mengelola administrasi kepegawaian.

Untuk pelanggaran ringan seperti keterlambatan, contoh surat peringatan 1 terlambat masuk kerja dapat dikeluarkan oleh supervisor langsung atau kepala divisi tempat karyawan bekerja. Namun, surat tersebut harus mendapat persetujuan dan koordinasi dengan departemen HRD untuk memastikan konsistensi kebijakan perusahaan.

Dalam kasus pelanggaran berat yang berpotensi merugikan perusahaan secara signifikan, contoh surat peringatan 2 untuk karyawan biasanya dikeluarkan oleh level manajemen yang lebih tinggi seperti General Manager atau Direktur HRD. Hal ini untuk memberikan bobot yang sesuai dengan tingkat keseriusan pelanggaran.

Untuk contoh surat peringatan 3 untuk karyawan sebagai peringatan terakhir, biasanya ditandatangani oleh pejabat tertinggi di perusahaan seperti Direktur Utama atau CEO. Hal ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan memberikan dampak psikologis yang kuat kepada karyawan yang bersangkutan.

Beberapa perusahaan juga membentuk komite disiplin yang terdiri dari perwakilan manajemen, HRD, dan kadang-kadang serikat pekerja untuk memastikan proses pemberian surat peringatan dilakukan secara obyektif dan adil.

Kenapa Karyawan Bisa Dapat Surat Peringatan?

Berikut ini adalah alasan umum kenapa seorang karyawan bisa mendapatkan surat peringatan:

1. Melanggar Peraturan Perusahaan

Pelanggaran terhadap peraturan kerja, kode etik, atau SOP (Standard Operating Procedure) menjadi alasan utama diterbitkannya SP. Contohnya:

  • Tidak menggunakan seragam atau ID card
  • Merokok di area terlarang
  • Menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi

2. Terlambat atau Bolos Secara Berulang

Kedisiplinan adalah salah satu hal paling diperhatikan perusahaan. Kalau kamu:

  • Sering terlambat masuk kerja
  • Sering pulang lebih awal
  • Mangkir tanpa izin
    Maka itu bisa jadi alasan kuat bagi HR untuk mengeluarkan SP.

3. Kinerja Tidak Sesuai Harapan

Perusahaan menggaji karyawan berdasarkan tanggung jawab dan target yang harus dicapai. Bila kamu:

  • Tidak memenuhi target kerja
  • Hasil pekerjaan berkualitas buruk
  • Banyak melakukan kesalahan
    Kamu bisa dianggap tidak produktif dan bisa mendapatkan SP.

4. Bersikap Tidak Sopan atau Tidak Profesional

Etika kerja juga sangat penting. Karyawan yang:

  • Bersikap kasar pada atasan/rekan kerja
  • Terlibat konflik atau adu mulut
  • Mengabaikan instruksi dengan nada tidak hormat
    … berisiko mendapatkan SP karena dinilai tidak menghormati budaya kerja.

5. Mengabaikan Tugas atau Menolak Perintah

Kalau kamu menolak pekerjaan yang diberikan atasan tanpa alasan jelas atau sah, itu bisa dikategorikan sebagai insubordinasi — salah satu pelanggaran berat yang sering berujung SP.

6. Pelanggaran Keamanan atau Kerahasiaan

Karyawan yang:

  • Menyebarkan informasi internal perusahaan
  • Mengakses data rahasia tanpa izin
  • Mencuri informasi klien
    … bisa langsung mendapat SP bahkan tanpa melalui tahapan teguran lisan.

7. Menyebabkan Gangguan di Lingkungan Kerja

Kalau kamu sering:

  • Membuat keributan
  • Menghasut atau menyebar gosip
  • Menimbulkan ketegangan di tim
    Maka itu bisa menjadi alasan manajemen memberikan SP karena kamu dianggap mengganggu produktivitas dan kenyamanan kerja.

8. Melakukan Tindakan Tidak Etis atau Kriminal

Contohnya:

  • Memalsukan laporan kerja
  • Mengambil barang milik perusahaan
  • Memeras rekan kerja atau klien
    … semua ini bisa menyebabkan kamu langsung dikenai SP berat bahkan bisa langsung menuju proses pemutusan hubungan kerja.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Karyawan Mendapatkan Surat Peringatan

Menerima surat peringatan dari perusahaan memang bisa bikin panik, malu, atau bahkan frustrasi. Tapi jangan langsung emosi atau pasrah. SP bukan akhir dari segalanya, justru bisa jadi momen refleksi penting dalam perjalanan kariermu.

Berikut ini langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:

1. Baca dan Pahami Isi Surat Peringatan

Jangan langsung bereaksi. Baca dulu dengan tenang:

  • Pelanggaran apa yang dituduhkan?
  • Kapan kejadiannya?
  • Bukti apa yang dilampirkan?
  • Apakah SP tersebut SP 1, SP 2, atau SP 3?

Kenapa penting? Karena kamu perlu tahu seberapa serius pelanggarannya dan apakah itu benar-benar terjadi.

2. Evaluasi Diri dan Akui Jika Memang Salah

Kalau kamu merasa kesalahan memang terjadi, akui dan jadikan itu pelajaran. Tidak perlu menyangkal atau membela diri secara berlebihan.

Contoh sikap bijak:
“Saya mengakui keterlambatan saya sudah melebihi batas yang wajar. Terima kasih atas teguran ini, saya akan lebih disiplin ke depannya.”

3. Ajukan Klarifikasi Jika Tidak Merasa Bersalah

Kalau kamu merasa isi SP tidak sesuai fakta, kamu berhak melakukan klarifikasi secara profesional. Hubungi atasan atau HRD dan sampaikan penjelasanmu dengan tenang, lengkap dengan bukti pendukung jika ada.

Ingat: Menyampaikan keberatan itu hak kamu, tapi tetap jaga sopan santun dan etika.

4. Tunjukkan Perubahan Nyata

Setelah menerima SP, perusahaan biasanya akan memantau kinerjamu lebih ketat. Jadi, pastikan kamu:

  • Datang tepat waktu
  • Bekerja lebih fokus
  • Kooperatif dengan tim
  • Tidak mengulangi kesalahan yang sama

Kalau kamu berhasil menunjukkan perubahan positif, ada kemungkinan catatan SP tidak terlalu membebanimu di masa depan.

5. Simpan Salinan SP dan Dokumentasi Terkait

Dokumentasi penting untuk berjaga-jaga jika:

  • Kamu ingin melakukan klarifikasi resmi
  • Kasus ini berlanjut ke mediasi dengan HRD atau serikat pekerja
  • Kamu membutuhkan bukti untuk perlindungan hakmu

6. Diskusikan dengan HRD atau Atasan

Kalau kamu bingung harus mulai dari mana untuk memperbaiki, kamu bisa minta sesi diskusi dengan atasan atau HRD. Tanyakan:

  • Apa ekspektasi ke depan?
  • Apakah ada bimbingan atau evaluasi lanjutan?
  • Berapa lama masa pemantauan setelah SP?

Ini menunjukkan bahwa kamu berniat serius untuk berubah.

7. Jangan Menyebarkan atau Membicarakan SP ke Rekan Kerja

SP adalah hal pribadi antara kamu dan perusahaan. Menyebarkan cerita tentang SP ke rekan kerja justru bisa memperburuk situasi dan menurunkan reputasimu.

Hindari curhat berlebihan di kantor tentang SP. Jaga profesionalisme.

8. Pertimbangkan Konseling atau Pendampingan Jika Diperlukan

Jika SP yang kamu terima memengaruhi mentalmu atau kamu merasa tertekan, jangan ragu untuk mencari dukungan:

  • Konseling di kantor (jika ada)
  • Konsultasi ke psikolog
  • Diskusi dengan mentor kerja

Kesehatan mentalmu tetap yang utama.

Hal yang Harus Dihindari Supaya Tidak Mendapatkan Surat Peringatan di Tempat Kerja

Mendapatkan surat peringatan (SP) di tempat kerja tentu bukan hal yang menyenangkan. Surat ini biasanya dikeluarkan sebagai bentuk teguran resmi atas perilaku atau kinerja yang dianggap tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Jika kamu tidak ingin reputasimu tercoreng atau bahkan sampai terancam kehilangan pekerjaan, ada beberapa hal yang harus kamu hindari agar tidak sampai menerima SP dari atasan atau HRD.

1. Terlambat Masuk Kerja Secara Terus-Menerus

Satu atau dua kali telat mungkin bisa dimaklumi, tapi kalau kamu sudah sering datang terlambat, hal ini bisa dianggap sebagai bentuk ketidakdisiplinan. Bahkan jika kamu punya alasan, perusahaan tetap punya hak untuk memberikan SP jika keterlambatanmu sudah berulang dan mengganggu produktivitas tim.

Solusi:
Selalu sediakan waktu cadangan saat berangkat dan manfaatkan fitur alarm atau reminder di HP kamu.

2. Tidak Mengikuti Aturan Perusahaan

Setiap tempat kerja punya peraturan yang wajib dipatuhi, baik yang tertulis dalam kode etik maupun yang disampaikan secara informal. Contoh pelanggaran seperti tidak menggunakan ID card, berpakaian tidak sesuai dress code, atau menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpatuhan.

Solusi:
Baca ulang buku pedoman karyawan dan pastikan kamu paham aturan internal yang berlaku.

3. Performa Kerja yang Buruk

Kalau kamu tidak memenuhi target kerja, sering membuat kesalahan, atau tidak bisa bekerja sama dalam tim, hal ini bisa memicu perhatian atasan. Bila dibiarkan, bukan cuma teguran lisan yang kamu terima, tapi bisa berujung ke SP.

Solusi:
Lakukan evaluasi diri secara rutin dan minta feedback dari rekan kerja atau atasan untuk memperbaiki kinerja.

4. Menghilang Tanpa Izin (Alpha)

Tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau tanpa alasan yang jelas disebut juga mangkir atau alpha. Ini adalah salah satu pelanggaran berat yang sering jadi alasan dikeluarkannya SP bahkan langsung ke SP 1 atau SP 2.

Solusi:
Selalu informasikan ketidakhadiran kamu ke atasan atau HRD, lengkap dengan surat izin atau keterangan medis jika perlu.

5. Konflik atau Berperilaku Tidak Profesional

Bersikap kasar, menyebarkan gosip, atau terlibat dalam konflik dengan rekan kerja bisa membuat lingkungan kerja menjadi tidak kondusif. Jika hal ini sampai diketahui manajemen, kamu bisa dianggap sebagai pemicu masalah dan mendapatkan surat peringatan.

Solusi:
Jaga etika komunikasi dan hindari drama di kantor. Kalau ada masalah, bicarakan secara profesional.

6. Mengakses atau Menyebarkan Informasi Rahasia

Kalau kamu membocorkan informasi penting perusahaan, entah sengaja atau tidak, itu termasuk pelanggaran serius. Banyak perusahaan memiliki perjanjian kerahasiaan (NDA), dan pelanggaran ini bisa langsung berujung pada SP bahkan pemutusan hubungan kerja.

Solusi:
Pahami dokumen NDA atau peraturan tentang kerahasiaan yang sudah kamu tandatangani, dan jangan pernah sembarangan menyebarkan informasi internal.

7. Menggunakan Waktu Kerja untuk Kepentingan Pribadi

Main HP terus, scroll media sosial, atau menjalankan bisnis pribadi saat jam kerja bisa dianggap sebagai bentuk pelanggaran. Sekalipun pekerjaanmu sudah selesai, waktu kerja tetap sepenuhnya milik perusahaan.

Solusi:
Gunakan waktu istirahat jika ingin melakukan hal pribadi, dan jaga integritas selama jam kerja.

8. Mengabaikan Arahan Atasan

Menolak instruksi kerja tanpa alasan jelas atau bertindak semaumu sendiri bisa dianggap sebagai insubordinasi. Ini adalah pelanggaran serius karena menunjukkan sikap tidak menghormati hierarki atau struktur organisasi.

Solusi:
Jika kamu merasa tidak setuju dengan arahan atasan, sampaikan pendapat secara sopan dan profesional, bukan dengan menolak mentah-mentah.

Daftar Kesalahan yang Membuat Karyawan Mendapatkan Surat Peringatan

Berikut adalah daftar lengkap kesalahan yang sering dilakukan karyawan hingga mendapatkan surat peringatan (SP).

1. Sering Terlambat Masuk Kerja

Terlalu sering datang terlambat tanpa alasan jelas mencerminkan ketidakdisiplinan. Hal ini biasanya langsung dicatat oleh HR dan bisa berujung SP.

2. Bolos atau Mangkir Tanpa Izin

Tidak hadir tanpa pemberitahuan atau tanpa surat keterangan yang sah, apalagi jika terjadi berulang, menjadi alasan kuat untuk SP.

3. Tidak Menyelesaikan Tugas dengan Baik

Kinerja buruk, target tak tercapai, atau hasil kerja asal-asalan bisa menimbulkan teguran dari atasan dan berujung surat peringatan.

4. Melanggar Aturan Perusahaan

Contohnya seperti:

  • Tidak memakai seragam/ID card
  • Merokok di area terlarang
  • Menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi

5. Sikap Tidak Sopan atau Kasar

Berperilaku tidak sopan kepada atasan, rekan kerja, atau bahkan klien dianggap pelanggaran etika kerja yang serius.

6. Menolak Tugas dari Atasan

Menolak instruksi tanpa alasan sah dianggap sebagai bentuk ketidakpatuhan dan bisa dikenai SP atas dasar insubordinasi.

7. Main Gadget atau Media Sosial Saat Jam Kerja

Menggunakan HP untuk hal non-kerja, bermain media sosial, atau menonton video selama jam kerja bisa mengganggu produktivitas.

8. Menyebarkan Hoaks atau Gosip di Kantor

Menciptakan suasana kerja yang tidak sehat dengan menyebar isu negatif bisa membuat kamu jadi pusat perhatian manajemen — dalam arti yang buruk.

9. Membocorkan Informasi Perusahaan

Membicarakan data internal, strategi bisnis, atau hal rahasia lainnya tanpa izin adalah pelanggaran berat.

10. Memalsukan Data atau Laporan

Mengubah data absensi, laporan kerja, atau laporan keuangan adalah pelanggaran integritas yang bisa langsung berujung ke SP bahkan pemecatan.

11. Berpakaian Tidak Sesuai Ketentuan

Pakaian yang tidak sopan, terlalu santai, atau tidak sesuai dress code bisa dinilai sebagai pelanggaran, terutama di lingkungan kerja formal.

12. Membuat Keributan di Kantor

Berteriak, marah-marah, atau bertengkar di area kerja bisa menciptakan ketegangan dan jadi catatan negatif bagi HRD.

13. Tidur Saat Jam Kerja

Walaupun kelelahan, tidur saat jam kerja tetap dianggap sebagai pelanggaran karena menunjukkan kurangnya profesionalisme.

14. Tidak Kooperatif dalam Tim

Menolak bekerja sama, terlalu individualis, atau malah menjatuhkan rekan kerja bisa memengaruhi penilaian atasan terhadap perilakumu.

15. Menggunakan Alkohol atau Obat Terlarang

Datang ke kantor dalam keadaan mabuk atau menggunakan zat terlarang adalah pelanggaran berat yang bisa langsung dikenai SP 3.

Penulis artikel SEO:

Konsultasi
Bagikan:

Iklan