20 Ide Usaha Cemilan Kekinian yang Unik dan Pasti Laris
Ide usaha cemilan kekinian bisa kamu dapatkan dengan mudah di berbagai sumber, termasuk sumber artikel berikut ini. Bisnis atau usaha pada bidang makanan, terlebih jenis cemilan ini banyak dijalani oleh pelaku bisnis. Dengan begitu jika kamu mencari ide usaha cemilan, kamu bisa mendapatkannya di sini.
Ide Usaha Cemilan Kekinian yang Unik
Bisnis atau usaha pada bidang makanan tidak akan ada habisnya, terlebih jika berbisnis pada makanan ringan atau yang biasa disebut dengan cemilan.
Dengan perkembangan zaman yang juga cukup jadi faktor mempengaruhi berkembangnya berbagai jenis usaha makanan ringan atau cemilan di Indonesia.
Oleh karena itu ada banyak ide usaha cemilan yang bisa kamu coba dirikan. Baik itu usaha cemilan dengan jenis keripik, kue, dan lainnya.
Khususnya Indonesia ini yang memiliki jenis makanan ringan atau cemilan yang tradisional dari berbagai daerah masing-masingnya. Yuuk langsung simak poin di bawah ini.
1. Keripik Pisang
Keripik pisang adalah cemilan tradisional yang tak pernah kehilangan penggemar. Terbuat dari buah pisang yang diiris tipis (sekitar 2-3 mm), kemudian direndam dalam larutan air kapur sirih atau air garam untuk mempertahankan kerenyahannya. Setelah itu, pisang direndam dalam bumbu-bumbu seperti garam atau penyedap rasa, lalu digoreng hingga kering dan renyah. Keripik pisang bisa dibuat dalam berbagai varian rasa seperti original (asin), manis, pedas, atau bahkan BBQ.
Modal yang dibutuhkan:
- Pisang kepok atau tanduk: Rp50.000-70.000/sisir
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Kompor dan wajan: Rp300.000-500.000 (investasi awal)
- Spinner minyak: Rp500.000-1.000.000 (opsional, untuk hasil lebih baik)
- Kemasan: Rp1.000-2.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.000.000 untuk memulai produksi skala kecil
Analisa peluang: Keripik pisang memiliki daya tahan cukup lama (1-2 bulan jika dikemas dengan baik), sehingga cocok untuk dijual online maupun offline. Permintaan pasar stabil sepanjang tahun dengan peningkatan saat musim liburan atau hari raya. Keunggulan kompetitif bisa didapatkan dengan menggunakan bahan berkualitas, menciptakan varian rasa unik, atau fokus pada kemasan menarik. Target pasarnya luas, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp10.000-15.000
- Kemasan 250 gram: Rp20.000-30.000
- Kemasan 500 gram: Rp35.000-50.000
Dengan margin keuntungan sekitar 40-60%, modal awal dapat kembali setelah 100-150 bungkus terjual. Untuk meningkatkan penjualan, tawarkan diskon untuk pembelian dalam jumlah banyak atau buat paket bundling dengan produk lain.
2. Keripik Pisang Coklat
Keripik pisang coklat adalah varian premium dari keripik pisang biasa yang dibalut dengan bubuk coklat atau coklat leleh. Biasanya menggunakan jenis pisang ambon atau raja yang memiliki tekstur lebih lembut dan rasa lebih manis. Pisang diiris dengan ketebalan sedang, digoreng hingga kering, kemudian dibalut dengan bubuk coklat manis atau dicelupkan ke dalam coklat leleh. Beberapa produsen menambahkan variasi topping seperti meses, kacang, atau keju untuk memperkaya rasa.
Modal yang dibutuhkan:
- Pisang ambon atau raja: Rp60.000-80.000/sisir
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Bubuk coklat berkualitas: Rp50.000-100.000/kg
- Coklat batang: Rp80.000-120.000/kg
- Topping tambahan: Rp50.000-100.000
- Peralatan produksi: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan premium: Rp2.000-5.000/pcs
- Total modal awal: Rp2.000.000-3.000.000
Analisa peluang: Keripik pisang coklat memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan keripik pisang biasa karena termasuk kategori cemilan premium. Produk ini sangat populer sebagai oleh-oleh atau hadiah. Peluang pasar sangat baik terutama di kota-kota besar dan daerah wisata. Keripik pisang coklat juga memiliki daya tarik visual yang bagus untuk pemasaran media sosial, sehingga berpotensi viral.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp15.000-25.000
- Kemasan 250 gram: Rp30.000-45.000
- Kemasan hamper/gift box: Rp50.000-100.000
Dengan margin keuntungan 50-70%, bisnis ini bisa memberikan return yang cepat. Strategi pemasaran bisa difokuskan pada kualitas bahan dan kemasan yang menarik. Keripik pisang coklat juga bisa dijadikan menu signature untuk café atau kedai kopi.
3. Gurilem
Gurilem adalah cemilan khas Bandung yang termasuk dalam kategori kerupuk. Terbuat dari tepung tapioka yang diolah dengan bumbu khusus, membuat gurilem memiliki cita rasa unik yang berbeda dari kerupuk pada umumnya. Bentuknya biasanya seperti stik pipih dengan tekstur renyah namun sedikit kenyal di bagian dalam. Gurilem memiliki berbagai varian rasa seperti original, pedas, bawang, dan BBQ yang membuat cemilan ini sangat diminati.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung tapioka: Rp15.000-20.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp50.000-100.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp1.000.000-1.500.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.500.000
Analisa peluang: Keripik singkong memiliki pasar yang luas dan stabil karena termasuk cemilan tradisional yang tidak pernah ketinggalan zaman. Bahan baku yang mudah didapat dan harga yang relatif murah menjadi keunggulan bisnis ini. Daya tahan produk mencapai 2-3 bulan jika dikemas dengan baik. Tantangannya adalah persaingan yang cukup ketat, sehingga inovasi rasa dan kemasan menjadi kunci keberhasilan.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp8.000-12.000
- Kemasan 250 gram: Rp17.000-25.000
- Kemasan ekonomis 500 gram: Rp30.000-40.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% dengan BEP setelah menjual sekitar 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa difokuskan pada kualitas, varian rasa unik, atau kemasan yang menarik untuk bersaing di pasaran.
4. Lanting
Lanting adalah makanan ringan tradisional yang terbuat dari singkong parut yang dicampur dengan bumbu, dibentuk menyerupai angka 8, lalu digoreng hingga renyah. Cemilan khas dari daerah Kebumen, Jawa Tengah ini memiliki rasa gurih dengan tekstur yang khas. Sekarang, lanting hadir dalam berbagai varian rasa seperti pedas gurih, keju, barbeque, dan balado yang membuat cemilan tradisional ini tetap relevan dengan selera masa kini.
Modal yang dibutuhkan:
- Singkong segar: Rp10.000-15.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp40.000-70.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Alat pemarut singkong: Rp150.000-300.000
- Peralatan produksi lainnya: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.000-2.500/pcs
- Total modal awal: Rp1.800.000-2.500.000
Analisa peluang: Lanting memiliki keunggulan berupa bahan baku yang mudah didapat dan relatif murah. Meski termasuk cemilan tradisional, inovasi rasa membuat lanting tetap diminati pasar modern. Daya tahan produk mencapai 2-3 bulan jika dikemas dengan baik, sehingga cocok untuk distribusi jarak jauh. Karena masih jarang dijual secara online, ada peluang besar untuk memasarkannya di platform e-commerce.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp8.000-12.000
- Kemasan 250 gram: Rp18.000-25.000
- Kemasan ekonomis 500 gram: Rp30.000-40.000
Dengan margin keuntungan sekitar 50-70%, bisnis lanting cukup menguntungkan karena bahan baku yang terjangkau. Penjualan 300-350 kemasan sudah bisa mengembalikan modal awal. Strategi diferensiasi dapat dilakukan melalui inovasi bentuk atau varian rasa baru.
5. Onde-Onde
Onde-onde adalah kue tradisional berbentuk bulat yang dilapisi dengan biji wijen di permukaannya dan berisi kacang hijau halus yang manis. Adonan kulitnya terbuat dari tepung ketan yang memberikan tekstur kenyal khas. Saat digoreng, onde-onde akan mengembang dan memiliki rongga udara di antara kulit dan isiannya. Kue yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur ini memiliki cita rasa manis gurih yang sangat disukai berbagai kalangan.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung ketan: Rp20.000-25.000/kg
- Kacang hijau: Rp25.000-30.000/kg
- Gula: Rp15.000-20.000/kg
- Biji wijen: Rp30.000-50.000/kg
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.500.000
Analisa peluang: Onde-onde memiliki pasar yang stabil, terutama di kalangan pencinta jajanan tradisional. Cemilan ini sering dicari untuk acara-acara khusus seperti pernikahan, arisan, atau sebagai oleh-oleh. Meski daya tahannya lebih pendek (3-5 hari), onde-onde tetap bisa menjadi bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Inovasi isi seperti coklat, keju, atau durian bisa menjadi nilai tambah.
Harga jual:
- Satuan: Rp2.000-3.500/pcs
- Kemasan 10 pcs: Rp20.000-30.000
- Kemasan premium/hamper 20 pcs: Rp35.000-60.000
Margin keuntungan sekitar 40-60% dengan perhitungan BEP sekitar 200-300 onde-onde. Strategi pemasaran bisa fokus pada kualitas bahan dan resep tradisional, atau sebaliknya, pada inovasi isian modern yang unik.
6. Stik Talas
Stik talas adalah cemilan berbahan dasar umbi talas yang diiris tipis memanjang dengan panjang sekitar 9 cm. Talas terlebih dahulu dikukus, dihaluskan, dicampur dengan tepung dan bumbu, kemudian dibentuk memanjang dan digoreng hingga kering dan renyah. Cemilan ini umumnya memiliki rasa gurih dengan varian rasa asin dan pedas. Stik talas memiliki keunggulan dari segi kandungan serat dan nutrisi yang lebih baik dibandingkan cemilan berbahan tepung biasa.
Modal yang dibutuhkan:
- Talas segar: Rp15.000-25.000/kg
- Tepung terigu/tapioka: Rp10.000-15.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Alat cetak/pemotong: Rp150.000-300.000
- Peralatan produksi lainnya: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.800.000-2.800.000
Analisa peluang: Stik talas memiliki peluang pasar yang bagus karena termasuk dalam kategori cemilan sehat dengan kandungan serat tinggi. Saat ini, tren makanan berbahan dasar umbi-umbian kian diminati karena nilai gizinya. Daya tahan produk hingga 1-2 bulan membuat stik talas cocok untuk dijual online dan dikirim ke berbagai daerah. Potensi pasar bisa meluas hingga ke kalangan health-conscious yang mencari alternatif cemilan sehat.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp12.000-18.000
- Kemasan 250 gram: Rp25.000-35.000
- Kemasan premium/gift box: Rp40.000-60.000
Margin keuntungan berkisar 45-65%. Modal awal dapat kembali setelah menjual sekitar 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa menonjolkan aspek kesehatan dan keunikan bahan baku yang jarang digunakan pada cemilan pada umumnya.
7. Makaroni Balado
Makaroni balado adalah cemilan yang terbuat dari pasta makaroni yang digoreng kering kemudian dicampur dengan bumbu balado pedas. Makaroni mentah terlebih dahulu direbus setengah matang, dikeringkan, lalu digoreng hingga renyah. Setelah itu, makaroni dicampur dengan bumbu balado yang memiliki cita rasa pedas, manis, dan gurih. Cemilan ini sangat populer di kalangan anak muda dan pelajar karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang menggugah selera.
Modal yang dibutuhkan:
- Makaroni mentah: Rp15.000-20.000/kg
- Bumbu balado: Rp40.000-70.000/kg
- Cabai dan bumbu lainnya: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.000-2.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.200.000
Analisa peluang: Makaroni balado memiliki pasar yang sangat luas, terutama di kalangan anak sekolah, mahasiswa, dan pekerja kantoran. Permintaan stabil sepanjang tahun dengan peningkatan saat musim liburan. Daya tahan produk hingga 3 bulan jika dikemas dengan baik membuat cemilan ini cocok untuk distribusi massal. Varian level kepedasan bisa menjadi strategi diferensiasi produk.
Harga jual:
- Kemasan kecil (50 gram): Rp5.000-8.000
- Kemasan sedang (100 gram): Rp10.000-15.000
- Kemasan besar (250 gram): Rp20.000-30.000
Margin keuntungan sekitar 50-70%, menjadikan bisnis ini sangat menguntungkan. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada varian rasa dan level kepedasan, atau membuat paket bundling dengan minuman.
8. Mi Lidi
Mi lidi adalah cemilan yang terbuat dari pasta spaghetti berukuran kecil yang digoreng kering hingga renyah, kemudian diberi berbagai macam bumbu tabur. Bentuknya yang kecil dan memanjang seperti lidi membuat cemilan ini memiliki nama yang unik. Mi lidi sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja, terutama di lingkungan sekolah. Rasa gurih dan tekstur renyahnya membuat cemilan ini sangat addictive.
Modal yang dibutuhkan:
- Spaghetti ukuran kecil: Rp15.000-20.000/kg
- Bumbu tabur berbagai rasa: Rp50.000-100.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.000-2.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.400.000-2.000.000
Analisa peluang: Mi lidi memiliki pangsa pasar yang besar di kalangan pelajar. Harganya yang sangat terjangkau membuatnya menjadi pilihan favorit untuk jajan di sekolah. Daya tahan produk yang lama (hingga 6 bulan) memungkinkan produksi massal dan distribusi ke berbagai daerah. Bisnis ini memiliki potensi keuntungan yang bagus karena bahan baku yang murah dan permintaan yang tinggi.
Harga jual:
- Kemasan kecil (30 gram): Rp2.000-3.000
- Kemasan sedang (50 gram): Rp5.000-7.000
- Kemasan besar (100 gram): Rp10.000-15.000
Margin keuntungan sekitar 60-80%, sangat menguntungkan karena biaya produksi yang rendah. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 300-400 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada kerjasama dengan kantin sekolah atau warung di sekitar sekolah.
9. Kue Sus Kering
Kue sus kering adalah varian dari kue sus yang diolah dengan cara dipanggang hingga kering, sehingga memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Terbuat dari adonan dasar tepung terigu protein rendah, margarin, telur, dan bumbu lainnya. Kue sus kering biasanya berukuran kecil (bite size) dan memiliki isian seperti selai coklat, vanila, atau keju. Cemilan ini memiliki cita rasa gurih dengan sentuhan manis dari isiannya.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung terigu protein rendah: Rp10.000-15.000/kg
- Margarin: Rp20.000-30.000/kg
- Telur: Rp25.000-35.000/kg
- Bahan isian (coklat, keju): Rp50.000-100.000
- Oven: Rp1.500.000-3.000.000 (investasi awal)
- Peralatan lainnya: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan: Rp2.000-4.000/pcs
- Total modal awal: Rp3.000.000-5.000.000
Analisa peluang: Kue sus kering memiliki target pasar yang lebih premium dibandingkan cemilan lainnya. Cocok untuk acara-acara seperti rapat, pesta, atau hamper hadiah. Daya tahan produk sekitar 2-3 minggu, lebih lama dibandingkan kue sus basah. Peluang pasar cukup baik terutama di kota-kota besar dengan segmen menengah ke atas. Variasi rasa dan isian bisa menjadi nilai tambah.
Harga jual:
- Kemasan kecil (10 pcs): Rp15.000-25.000
- Kemasan sedang (20 pcs): Rp25.000-40.000
- Kemasan premium/gift box (30 pcs): Rp40.000-60.000
Margin keuntungan sekitar 40-60%. Modal awal tergolong lebih tinggi karena membutuhkan oven, namun BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada kesan premium dan kemasan yang menarik.
10. Kue Nastar
Kue nastar adalah kue kering berbentuk bulat dengan isian selai nanas di dalamnya. Terbuat dari adonan tepung terigu, margarin, susu bubuk, telur, dan gula halus yang dipanggang hingga berwarna keemasan. Nastar terkenal dengan rasanya yang gurih, manis, dan sedikit asam dari selai nanasnya. Meski identik dengan Lebaran, kue ini kini banyak dicari sepanjang tahun sebagai cemilan atau oleh-oleh.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung terigu: Rp10.000-15.000/kg
- Margarin: Rp20.000-30.000/kg
- Telur: Rp25.000-35.000/kg
- Buah nanas: Rp10.000-15.000/buah
- Gula dan bahan lainnya: Rp30.000-50.000
- Oven: Rp1.500.000-3.000.000 (investasi awal)
- Peralatan lainnya: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan: Rp3.000-5.000/pcs
- Total modal awal: Rp3.000.000-5.000.000
Analisa peluang: Nastar memiliki pasar yang stabil dengan lonjakan permintaan menjelang hari raya. Namun, potensi pasar sepanjang tahun tetap ada terutama untuk acara-acara seperti ulang tahun, pernikahan, atau hamper hadiah. Daya tahan produk mencapai 1-2 bulan jika dikemas dengan baik. Persaingan cukup ketat, sehingga kualitas dan keunikan produk menjadi kunci.
Harga jual:
- Kemasan 250 gram (±20 pcs): Rp35.000-50.000
- Kemasan 500 gram (±40 pcs): Rp65.000-90.000
- Kemasan premium/gift box 1 kg: Rp120.000-180.000
Margin keuntungan sekitar 40-60%. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 100-150 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada kualitas bahan baku premium dan resep turun-temurun atau inovasi bentuk dan kemasan.
11. Kue Nastar Sirsak
Kue nastar sirsak adalah inovasi dari kue nastar tradisional, di mana selai nanas digantikan dengan selai sirsak. Proses pembuatan dan bahan-bahan dasarnya sama seperti nastar pada umumnya, namun penggunaan sirsak memberikan cita rasa yang lebih unik dengan kombinasi rasa manis dan sedikit asam yang berbeda. Tekstur selai sirsak juga cenderung lebih lembut dan creamy dibandingkan selai nanas.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung terigu: Rp10.000-15.000/kg
- Margarin: Rp20.000-30.000/kg
- Telur: Rp25.000-35.000/kg
- Buah sirsak: Rp20.000-30.000/kg
- Gula dan bahan lainnya: Rp30.000-50.000
- Oven: Rp1.500.000-3.000.000 (investasi awal)
- Peralatan lainnya: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan premium: Rp3.000-6.000/pcs
- Total modal awal: Rp3.000.000-5.000.000
Analisa peluang: Nastar sirsak memiliki keunggulan sebagai produk inovatif yang masih jarang di pasaran. Hal ini memberi nilai diferensiasi yang kuat dibandingkan nastar biasa. Target pasarnya adalah konsumen yang mencari varian baru atau yang kurang menyukai rasa nanas. Daya tahan produk sama seperti nastar biasa, yaitu 1-2 bulan. Peluang pasar sangat bagus terutama untuk segmen premium yang menginginkan pengalaman baru.
Harga jual:
- Kemasan 250 gram (±20 pcs): Rp40.000-55.000
- Kemasan 500 gram (±40 pcs): Rp75.000-100.000
- Kemasan premium/gift box 1 kg: Rp140.000-200.000
Harga jual bisa ditetapkan 10-15% lebih tinggi dari nastar biasa karena nilai keunikan dan eksklusivitasnya. Margin keuntungan sekitar 45-65%. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 80-120 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada keunikan produk dan penggunaan bahan alami tanpa pengawet.
12. Kue Semprong
Kue semprong adalah kue tradisional berbentuk gulungan atau tabung yang terbuat dari adonan tepung beras, gula pasir, telur, santan, dan vanili. Adonan dipanggang menggunakan cetakan khusus berbentuk seperti jepit yang membuat motif tertentu pada permukaannya. Teksturnya renyah dengan cita rasa manis dan gurih. Kue semprong kini hadir dalam berbagai varian rasa seperti original, coklat, pandan, dan vanila.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung beras: Rp15.000-20.000/kg
- Gula pasir: Rp15.000-20.000/kg
- Telur: Rp25.000-35.000/kg
- Santan dan bahan lainnya: Rp30.000-50.000
- Cetakan semprong: Rp200.000-500.000
- Kompor: Rp300.000-500.000
- Peralatan lainnya: Rp300.000-500.000
- Kemasan: Rp2.000-4.000/pcs
- Total modal awal: Rp2.000.000-3.500.000
Analisa peluang: Kue semprong memiliki daya tarik nostalgik yang kuat, terutama bagi generasi yang lebih tua. Namun, dengan kemasan dan branding yang tepat, kue ini juga bisa menarik generasi muda. Daya tahan produk sekitar 2-3 minggu jika dikemas dengan baik. Peluang pasar cukup baik terutama sebagai oleh-oleh atau cemilan untuk acara-acara tradisional.
Harga jual:
- Kemasan kecil (100 gram): Rp15.000-20.000
- Kemasan sedang (250 gram): Rp30.000-40.000
- Kemasan premium/gift box: Rp50.000-70.000
Margin keuntungan sekitar 40-60%. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada aspek tradisional atau justru rebranding menjadi cemilan kekinian dengan varian rasa modern.
13. Keripik Singkong
Keripik singkong adalah cemilan tradisional yang terbuat dari singkong segar yang diiris tipis (0,5-1 mm), direndam dalam air yang diberi bumbu seperti garam dan bawang putih, kemudian digoreng hingga kering dan renyah. Keripik singkong memiliki tekstur yang sangat renyah dengan rasa gurih yang khas. Kini, keripik singkong hadir dalam berbagai varian rasa seperti original, pedas, balado, keju, atau barbeque.
Modal yang dibutuhkan:
- Singkong segar: Rp8.000-12.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Alat pengiris (slicer): Rp200.000-500.000
- Peralatan produksi lainnya: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.500-3
14. Keripik Kaca
Keripik kaca adalah cemilan unik yang terbuat dari tepung tapioka, garam, dan air yang diolah menjadi adonan kental, direbus, diaduk hingga mengental, lalu ditiriskan dan dijemur. Disebut keripik kaca karena memiliki penampilan transparan seperti kaca ketika digoreng. Keripik ini populer sekitar tahun 2015 dan memiliki tekstur yang sangat renyah dengan cita rasa yang ringan. Umumnya disajikan dengan berbagai bumbu tabur seperti asin, pedas, atau BBQ.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung tapioka: Rp15.000-20.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-60.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-1.000.000
- Area penjemuran atau oven pengering: Rp500.000-1.500.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp2.000.000-3.500.000
Analisa peluang: Keripik kaca memiliki keunikan tersendiri dari segi tekstur dan penampilan yang membuatnya menarik perhatian. Meski pernah menjadi tren, produk ini masih memiliki penggemar setia. Tantangannya adalah proses produksi yang membutuhkan waktu lama terutama pada tahap penjemuran. Namun, daya tahan produk yang mencapai 3-4 bulan menjadi nilai plus untuk distribusi jarak jauh.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp10.000-15.000
- Kemasan 250 gram: Rp20.000-30.000
- Kemasan premium 500 gram: Rp35.000-50.000
Margin keuntungan berkisar 45-65% dengan estimasi BEP setelah menjual 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa difokuskan pada keunikan produk dan edukasi konsumen tentang proses pembuatan yang tradisional namun menghasilkan cemilan modern.
15. Keripik Tempe
Keripik tempe adalah cemilan renyah yang terbuat dari tempe yang diiris tipis, direndam dalam adonan tepung berbumbu, lalu digoreng hingga kering. Tempe yang digunakan biasanya berbentuk bulat memanjang untuk mendapatkan irisan yang lebih lebar. Keripik tempe memiliki cita rasa yang gurih dan kaya protein karena bahan dasarnya yang terbuat dari kedelai fermentasi. Cemilan ini biasanya disajikan dengan berbagai level kepedasan.
Modal yang dibutuhkan:
- Tempe: Rp10.000-15.000/papan
- Tepung dan bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.500.000
Analisa peluang: Keripik tempe memiliki keunggulan dari segi nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan keripik lainnya karena kandungan protein dari tempe. Hal ini menjadi daya tarik bagi konsumen yang sadar kesehatan. Daya tahan produk mencapai 1-2 bulan dengan kemasan yang baik. Tantangannya adalah harga tempe yang bisa fluktuatif, namun bisnis ini tetap menjanjikan karena marjin keuntungan yang cukup besar.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp10.000-15.000
- Kemasan 250 gram: Rp20.000-30.000
- Kemasan ekonomis 500 gram: Rp35.000-50.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% dengan estimasi BEP setelah menjual 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa menonjolkan aspek kesehatan dan kandungan protein tinggi sebagai cemilan sehat alternatif.
16. Onion Rings
Onion rings atau cincin bawang adalah cemilan yang terbuat dari irisan bawang bombay berbentuk cincin yang dibalut dengan adonan tepung krispi, lalu digoreng hingga renyah. Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam membuat cemilan ini sangat digemari. Meski terkesan asing, onion rings sebenarnya sangat cocok dengan lidah lokal, terutama jika disajikan dengan saus sambal atau mayones.
Modal yang dibutuhkan:
- Bawang bombay: Rp20.000-30.000/kg
- Tepung terigu dan tepung roti: Rp20.000-30.000
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp2.000-4.000/pcs (kemasan khusus anti remuk)
- Total modal awal: Rp1.800.000-2.800.000
Analisa peluang: Onion rings memiliki peluang pasar yang menarik terutama di kalangan anak muda dan penggemar western food. Cemilan ini bisa dijual sebagai frozen food yang tinggal digoreng atau cemilan siap makan. Tantangannya adalah daya tahan yang lebih pendek (maksimal 1 minggu untuk produk matang) dan kebutuhan kemasan khusus agar tidak remuk. Namun, margin keuntungan yang tinggi terutama jika dijual dalam bentuk frozen tetap menjadikan bisnis ini menguntungkan.
Harga jual:
- Kemasan kecil (8-10 pcs): Rp15.000-20.000
- Kemasan sedang (15-20 pcs): Rp25.000-35.000
- Kemasan frozen (20-25 pcs): Rp30.000-45.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% untuk produk matang dan 70-90% untuk produk frozen. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa diarahkan pada kafe, restoran fast food, atau langsung ke konsumen via media sosial.
17. Risoles Mini
Risoles mini adalah cemilan berbentuk seperti lumpia kecil dengan kulit dari adonan tepung terigu yang diisi dengan ragout (campuran kentang, wortel, buncis, dan daging ayam cincang). Kulit luar dibalut dengan tepung panir dan digoreng hingga keemasan. Ukurannya yang mini (sekitar 5 cm) membuatnya praktis untuk disantap dalam sekali gigitan. Rasanya gurih dengan tekstur luar yang renyah dan isian yang lembut.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung terigu: Rp10.000-15.000/kg
- Kentang, wortel, buncis: Rp25.000-40.000
- Daging ayam: Rp30.000-40.000/kg
- Tepung panir: Rp15.000-20.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp2.000-4.000/pcs
- Total modal awal: Rp2.000.000-3.000.000
Analisa peluang: Risoles mini memiliki target pasar yang luas mulai dari acara arisan, rapat, pesta, hingga snack box untuk berbagai acara. Produk ini bisa dijual dalam kondisi matang atau frozen untuk digoreng sendiri oleh konsumen. Daya tahan produk matang sekitar 1-2 hari, sedangkan produk frozen bisa mencapai 1-2 bulan. Permintaan pasar cukup stabil sepanjang tahun dengan peningkatan saat acara-acara khusus.
Harga jual:
- Kemasan kecil (10 pcs): Rp15.000-20.000
- Kemasan sedang (20 pcs): Rp25.000-35.000
- Kemasan frozen (25 pcs): Rp30.000-40.000
- Pesanan untuk acara (50-100 pcs): Diskon 10-15%
Margin keuntungan sekitar 40-60% untuk produk matang dan 60-80% untuk produk frozen. BEP dapat tercapai setelah menjual sekitar 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa fokus pada katering, snack box, atau hamper untuk acara-acara khusus.
18. Pisang Nugget
Pisang nugget adalah inovasi camilan kekinian yang terbuat dari pisang ambon yang dihaluskan, dicampur dengan tepung dan bahan lain, lalu dibentuk kotak seperti nugget, dibalut tepung roti, dan digoreng hingga keemasan. Cemilan ini biasanya disajikan dengan berbagai topping seperti keju parut, coklat meses, susu kental manis, atau saus stroberi. Teksturnya yang lembut di dalam dan renyah di luar menjadikannya favorit berbagai kalangan.
Modal yang dibutuhkan:
- Pisang ambon: Rp20.000-30.000/sisir
- Tepung terigu dan tepung roti: Rp20.000-30.000
- Bahan-bahan topping: Rp50.000-100.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-1.000.000
- Kemasan: Rp2.000-5.000/pcs (kemasan food grade)
- Total modal awal: Rp2.000.000-3.500.000
Analisa peluang: Pisang nugget memiliki peluang pasar yang sangat baik terutama di kalangan anak muda dan keluarga. Produk ini menjadi tren karena menggabungkan konsep makanan tradisional (pisang) dengan penyajian modern (nugget dan topping). Daya tahan produk relatif pendek (1-2 hari) sehingga lebih cocok untuk penjualan offline atau delivery dalam jarak dekat. Tantangannya adalah persaingan yang cukup ketat terutama di kota-kota besar.
Harga jual:
- Kemasan kecil (5-6 pcs): Rp15.000-20.000
- Kemasan sedang (10-12 pcs): Rp25.000-35.000
- Kemasan besar (15-20 pcs): Rp35.000-50.000
- Topping premium (Oreo, nutella, dll): Tambahan Rp5.000-10.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% dengan estimasi BEP setelah menjual 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa difokuskan pada kreativitas topping dan konsep packaging yang instagramable untuk menarik konsumen muda.
19. Jamur Crispy
Jamur crispy adalah cemilan yang terbuat dari jamur tiram segar yang dipotong tipis atau disobek sesuai seratnya, kemudian dibalut dengan adonan tepung berbumbu dan digoreng hingga renyah. Teksturnya yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam menjadikan cemilan ini memiliki sensasi gigitan yang unik. Biasanya disajikan dengan bumbu tabur seperti bumbu balado, BBQ, atau keju.
Modal yang dibutuhkan:
- Jamur tiram segar: Rp20.000-30.000/kg
- Tepung krispi dan bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan: Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.800.000-2.500.000
Analisa peluang: Jamur crispy memiliki nilai jual yang baik karena dipersepsikan sebagai cemilan sehat alternatif (meski digoreng). Kandungan serat yang tinggi dan protein nabati menjadi daya tarik bagi konsumen yang sadar kesehatan. Daya tahan produk sekitar 3-7 hari jika dikemas dengan baik. Tantangannya adalah pada pasokan bahan baku yang harus selalu segar dan harga yang bisa fluktuatif.
Harga jual:
- Kemasan kecil (50 gram): Rp10.000-15.000
- Kemasan sedang (100 gram): Rp18.000-25.000
- Kemasan besar (250 gram): Rp40.000-55.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% dengan estimasi BEP setelah menjual sekitar 150-200 kemasan. Strategi pemasaran bisa menonjolkan aspek “healthy snack” dan pengolahan yang higienis untuk menarik konsumen yang sadar kesehatan.
20. Rempeyek
Rempeyek adalah cemilan tradisional yang terbuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan berbagai bumbu seperti bawang putih dan ketumbar, kemudian ditaburi kacang tanah, teri, atau ebi, dan digoreng tipis-tipis hingga renyah. Teksturnya yang sangat renyah dengan rasa gurih yang khas menjadikan rempeyek tetap populer hingga kini. Varian yang paling umum adalah rempeyek kacang, rempeyek teri, dan rempeyek udang.
Modal yang dibutuhkan:
- Tepung beras: Rp15.000-20.000/kg
- Kacang tanah/teri/ebi: Rp30.000-60.000/kg
- Bumbu-bumbu: Rp30.000-50.000
- Minyak goreng: Rp20.000-25.000/liter
- Peralatan produksi: Rp500.000-800.000
- Kemasan (standing pouch): Rp1.500-3.000/pcs
- Total modal awal: Rp1.500.000-2.500.000
Analisa peluang: Rempeyek memiliki pasar yang stabil terutama di kalangan pencinta makanan tradisional. Daya tahan produk yang mencapai 1-2 bulan jika dikemas dengan baik memungkinkan distribusi ke berbagai daerah. Tantangannya adalah persaingan dengan produsen lain dan kebutuhan akan inovasi agar tidak kalah dengan cemilan modern. Namun, aspek tradisional justru bisa menjadi nilai jual tersendiri.
Harga jual:
- Kemasan kecil (100 gram): Rp10.000-15.000
- Kemasan sedang (250 gram): Rp20.000-30.000
- Kemasan premium/gift box: Rp40.000-60.000
Margin keuntungan sekitar 50-70% dengan estimasi BEP setelah menjual sekitar 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa difokuskan pada kualitas bahan baku, kerenyahan yang tahan lama, atau inovasi varian baru seperti rempeyek bayam atau rempeyek daun jeruk.
10 Tips Usaha Cemilan Kekinian Supaya Laris dan Sukses
Usaha cemilan kekinian saat ini semakin diminati, apalagi dengan tren makanan yang cepat viral di media sosial. Tapi, biar usahamu gak cuma viral sesaat dan benar-benar laris terus, ada beberapa hal penting yang wajib kamu perhatikan.
Nah, berikut ini 10 tips usaha cemilan kekinian supaya laris dan sukses:
1. Riset Tren Cemilan yang Sedang Hits
Sebelum mulai, kamu wajib tahu tren apa yang sedang digemari. Apakah itu makanan pedas, manis, makanan Korea, atau cemilan sehat?
Cek TikTok, Instagram, atau Shopee Food buat lihat yang lagi ramai dibicarakan. Jangan sampai kamu jualan sesuatu yang sudah gak diminati.
Tips: Gunakan keyword populer seperti “cemilan pedas kekinian” atau “snack viral 2025” saat riset.
2. Tentukan Target Pasar yang Jelas
Apakah kamu menyasar anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, atau ibu rumah tangga? Mengetahui target pasar bikin kamu lebih gampang menentukan harga, kemasan, dan strategi promosi.
3. Kemas Produk dengan Menarik dan Instagramable
Cemilan enak aja gak cukup, tampilannya juga harus menggoda. Gunakan kemasan yang unik, lucu, dan mudah difoto untuk media sosial. Orang zaman sekarang suka beli makanan yang “fotogenik” buat diposting.
Contoh: Pakai box transparan, pouch resealable, atau label dengan desain kekinian.
4. Gunakan Bahan Berkualitas dan Jaga Kebersihan
Rasa tetap nomor satu. Jangan korbankan kualitas hanya demi untung besar. Bahan berkualitas bikin pelanggan balik lagi dan jadi pelanggan setia.
5. Aktif Promosi di Media Sosial
Gunakan Instagram, TikTok, dan WhatsApp untuk promosi. Upload konten secara rutin: video behind the scenes, review pelanggan, promo, atau testimoni.
Tips tambahan: Kolaborasi dengan food vlogger atau influencer bisa bantu produkmu cepat dikenal.
6. Berikan Promo Menarik di Awal Usaha
Siapa sih yang gak suka diskon? Di awal-awal buka, kamu bisa kasih promo seperti:
- Beli 2 gratis 1
- Diskon 20% untuk pembelian pertama
- Free ongkir untuk area tertentu
7. Ikut Marketplace dan Aplikasi Food Delivery
Jangan cuma mengandalkan pembelian offline atau DM Instagram. Daftarkan produkmu di GoFood, GrabFood, ShopeeFood, dan marketplace seperti Tokopedia dan Shopee agar jangkauan lebih luas.
8. Konsisten dalam Rasa dan Pelayanan
Konsistensi bikin pelanggan percaya. Kalau hari ini enak, besok harus tetap enak. Kalau pelayananmu ramah dan cepat, pelanggan gak akan ragu buat repeat order.
9. Minta dan Tampilkan Testimoni Pelanggan
Testimoni itu senjata ampuh buat meyakinkan calon pembeli. Minta pelanggan ngasih review lalu tampilkan di Instagram Story, feed, atau highlight.
10. Terus Berinovasi dan Pantau Kompetitor
Pantau terus produk kompetitor dan jangan takut berinovasi. Misalnya kamu jual makaroni pedas, coba variasikan dengan level pedas berbeda atau rasa keju. Inovasi bikin brand kamu tetap relevan dan gak ketinggalan zaman.
Kesimpulan
Bisnis cemilan memiliki potensi yang sangat menjanjikan dengan modal yang relatif terjangkau. Kunci keberhasilan usaha cemilan adalah konsistensi kualitas, inovasi rasa, kemasan yang menarik, dan strategi pemasaran yang tepat. Dalam memilih jenis cemilan yang akan diproduksi, pertimbangkan faktor bahan baku, proses produksi, daya tahan, dan keunikan produk dibandingkan kompetitor.
Mulailah dari skala kecil untuk meminimalisir risiko dan mengasah keterampilan produksi. Pastikan untuk selalu memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan pangan dengan mendapatkan izin P-IRT dari Dinas Kesehatan setempat. Dengan konsistensi dan ketekunan, bisnis cemilan bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil dan menguntungkan..000/pcs
- Total modal awal: Rp2.500.000-3.500.000
Analisa peluang: Gurilem masih tergolong cemilan yang belum terlalu umum di luar Jawa Barat, sehingga memiliki potensi besar untuk diperkenalkan ke pasar yang lebih luas. Keunikan rasa dan tekstur menjadi nilai jual utama. Daya tahan produk yang cukup lama (1-3 bulan) memungkinkan untuk distribusi ke berbagai wilayah. Ini adalah peluang bisnis yang bagus untuk mengangkat kuliner tradisional dengan kemasan dan pemasaran yang lebih modern.
Harga jual:
- Kemasan 100 gram: Rp12.000-18.000
- Kemasan 250 gram: Rp25.000-35.000
- Kemasan premium/oleh-oleh: Rp40.000-60.000
Margin keuntungan sekitar 45-65% dengan titik BEP (Break Even Point) sekitar 200-250 kemasan. Strategi pemasaran bisa menonjolkan keunikan gurilem sebagai cemilan khas daerah yang layak dicoba.
Penutup
Demikian yang dapat saya sampaikan dari referensi ide usaha cemilan kekinian. Contoh atau referensi diatas tadi tentunya dapat kamu coba semua. Mungkin cukup sekian dulu pada kesempatan kali ini, jangan lupa bagikan artikel ini pada teman dan keluarga kamu yaa.. Terimakasih
Butuh penulis artikel SEO profesional? Ini rekomendasi kami.
Konsultasi