Rumus Menghitung Total Biaya Tetap Adalah? Ini Cara Hitungnya!

Apakah kamu sering mengalami kebingungan saat mencoba memahami struktur biaya dalam bisnis? Memisahkan biaya tetap dari biaya variabel bisa menjadi tantangan tersendiri, apalagi ketika kamu perlu melakukan perhitungan keuangan yang akurat.
Kesalahan dalam menghitung total biaya tetap dapat berakibat fatal bagi perencanaan keuangan bisnismu. Kamu mungkin sudah mencoba berbagai cara untuk mempelajarinya, namun masih saja merasa kesulitan.
Tenang, artikel ini akan membantumu memahami rumus menghitung total biaya tetap dan cara aplikasinya dengan jelas dan mudah.
Apa itu total biaya tetap?
Total biaya tetap merupakan keseluruhan biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah-ubah. Dalam mengelola bisnis, pemahaman terhadap rumus menghitung total biaya tetap sangatlah penting. Biaya tetap ini akan terus ada dan harus dibayar meskipun bisnismu tidak beroperasi sekalipun.
Beberapa contoh biaya tetap yang umum ditemui dalam bisnis antara lain:
- Biaya sewa bangunan
- Gaji karyawan tetap
- Biaya asuransi
- Depresiasi aset
- Biaya lisensi dan perizinan
Kamu perlu memahami bahwa rumus menghitung total biaya tetap adalah salah satu komponen dasar dalam analisis titik impas (break-even point). Dengan mengetahui total biaya tetap secara akurat, kamu dapat membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.
Rumus menghitung total biaya tetap adalah?
Jadi, rumus menghitung total biaya tetap adalah? Jawabannya cukup sederhana. Total biaya tetap (TFC – Total Fixed Cost) dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya tetap yang ada dalam periode tertentu.
Rumus menghitung total biaya tetap adalah:
TFC = FC₁ + FC₂ + FC₃ + ... + FCn
Dimana:
- TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
- FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) per jenis
Misalnya, jika dalam satu bulan bisnismu memiliki biaya sewa Rp5.000.000, gaji karyawan tetap Rp10.000.000, dan biaya asuransi Rp1.000.000, maka rumus menghitung total biaya tetap adalah dengan menjumlahkan ketiganya:
TFC = Rp5.000.000 + Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp16.000.000
Rumus biaya total
Selain memahami rumus menghitung total biaya tetap, kamu juga perlu mengetahui rumus biaya total. Rumus biaya total (TC – Total Cost) adalah penjumlahan dari total biaya tetap (TFC) dan total biaya variabel (TVC).
Rumus biaya total dapat ditulis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Dimana:
- TC = Total Cost (Biaya Total)
- TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
- TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)
Mari kita belajar lebih dalam tentang rumus biaya total ini. Jika bisnismu memiliki total biaya tetap sebesar Rp16.000.000 per bulan dan total biaya variabel sebesar Rp20.000.000 per bulan, maka biaya totalnya adalah:
TC = Rp16.000.000 + Rp20.000.000 = Rp36.000.000
Rumus biaya total ini sangat penting untuk mengetahui berapa sebenarnya biaya keseluruhan yang dikeluarkan bisnismu dalam periode tertentu.
Cara menghitung biaya tetap dan biaya variabel
Untuk menguasai cara menghitung biaya tetap dan biaya variabel, kamu perlu melakukan identifikasi dan kategorisasi yang tepat terhadap masing-masing jenis biaya.
Langkah-langkah cara menghitung biaya tetap dan biaya variabel adalah:
- Identifikasi semua jenis biaya dalam bisnismu
- Kategorikan mana yang termasuk biaya tetap dan mana yang termasuk biaya variabel
- Jumlahkan semua biaya tetap untuk mendapatkan total biaya tetap
- Jumlahkan semua biaya variabel untuk mendapatkan total biaya variabel
Biaya tetap bisa diidentifikasi dengan ciri-ciri:
- Jumlahnya relatif konstan
- Tidak terpengaruh oleh volume produksi atau penjualan
- Dibayarkan secara reguler (bulanan, tahunan)
Sedangkan biaya variabel memiliki ciri-ciri:
- Jumlahnya berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan
- Biasanya berkaitan langsung dengan proses produksi
- Bisa dihitung per unit produk
Cara menghitung biaya tetap dan biaya variabel perlu dilakukan secara terpisah sebelum akhirnya dijumlahkan untuk mendapatkan biaya total.
Cara menghitung biaya variabel per unit
Setelah kamu memahami cara menghitung biaya tetap, perlu juga untuk mempelajari cara menghitung biaya variabel per unit. Ini akan membantumu menentukan harga jual yang tepat untuk produkmu.
Rumus cara menghitung biaya variabel per unit adalah:
Biaya Variabel per Unit = Total Biaya Variabel / Jumlah Unit yang Diproduksi
Misalnya, jika total biaya variabel untuk memproduksi 1.000 unit produk adalah Rp20.000.000, maka cara menghitung biaya variabel per unit adalah:
Biaya Variabel per Unit = Rp20.000.000 / 1.000 unit = Rp20.000 per unit
Cara menghitung biaya variabel per unit ini sangat berguna untuk:
- Menentukan harga jual minimum per unit
- Menghitung margin kontribusi per unit
- Melakukan analisis sensitivitas harga
Dengan memahami biaya variabel per unit, kamu dapat membuat keputusan penetapan harga yang lebih tepat dan menguntungkan.
Cara menghitung biaya tetap rata-rata
Selain total biaya tetap, kamu juga perlu memahami cara menghitung biaya tetap rata-rata (AFC – Average Fixed Cost). Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dialokasikan per unit produk.
Rumus cara menghitung biaya tetap rata-rata adalah:
AFC = TFC / Q
Dimana:
- AFC = Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-rata)
- TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
- Q = Quantity (Jumlah Unit yang Diproduksi)
Misalnya, jika total biaya tetap bisnismu adalah Rp16.000.000 dan kamu memproduksi 8.000 unit produk, maka cara menghitung biaya tetap rata-rata adalah:
AFC = Rp16.000.000 / 8.000 unit = Rp2.000 per unit
Cara menghitung biaya tetap rata-rata ini membantu kamu memahami berapa biaya tetap yang ditanggung oleh setiap unit produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan, semakin kecil biaya tetap rata-rata per unitnya.
Cara Menghitung biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Cara menghitung biaya tidak tetap pada dasarnya sama dengan cara menghitung total biaya variabel.
Rumus cara menghitung biaya tidak tetap adalah:
TVC = VC per unit × Q
Dimana:
- TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)
- VC per unit = Variable Cost per unit (Biaya Variabel per unit)
- Q = Quantity (Jumlah Unit yang Diproduksi)
Contohnya, jika biaya variabel per unit produkmu adalah Rp20.000 dan kamu memproduksi 1.000 unit, maka cara menghitung biaya tidak tetap adalah:
TVC = Rp20.000 × 1.000 unit = Rp20.000.000
Cara menghitung biaya tidak tetap ini penting untuk memahami seberapa besar biaya yang akan bertambah ketika kamu meningkatkan produksi atau penjualan.
Contoh Soal biaya tetap
Untuk lebih memahami konsep biaya tetap, mari kita lihat beberapa contoh soal biaya tetap.
Sebuah usaha konveksi memiliki biaya-biaya berikut per bulan:
- Sewa tempat: Rp3.000.000
- Gaji karyawan tetap: Rp8.000.000
- Biaya listrik minimum: Rp500.000
- Biaya air minimum: Rp300.000
- Biaya depresiasi mesin: Rp1.200.000
Berapakah total biaya tetap usaha tersebut per bulan?
Jawaban: Total biaya tetap = Rp3.000.000 + Rp8.000.000 + Rp500.000 + Rp300.000 + Rp1.200.000 = Rp13.000.000
Contoh Soal biaya tetap 2:
Jika sebuah perusahaan memiliki total biaya tetap Rp24.000.000 per bulan dan memproduksi 6.000 unit produk, berapakah biaya tetap rata-rata per unit?
Jawaban: AFC = TFC / Q = Rp24.000.000 / 6.000 unit = Rp4.000 per unit
Contoh soal biaya tetap seperti ini membantu kamu memahami bagaimana mengaplikasikan rumus menghitung total biaya tetap dalam berbagai situasi bisnis.
Contoh Soal biaya tetap dan biaya variabel
Berikut beberapa contoh soal biaya tetap dan biaya variabel untuk memperdalam pemahamanmu.
Contoh Soal biaya tetap dan biaya variabel 1:
Sebuah pabrik roti memiliki biaya tetap Rp15.000.000 per bulan. Biaya variabel untuk memproduksi satu roti adalah Rp2.500. Jika pabrik tersebut memproduksi 8.000 roti dalam satu bulan, hitunglah: a) Total biaya variabel b) Total biaya keseluruhan
Jawaban: a) Total biaya variabel = Biaya variabel per unit × Jumlah unit = Rp2.500 × 8.000 = Rp20.000.000
b) Total biaya keseluruhan = Total biaya tetap + Total biaya variabel = Rp15.000.000 + Rp20.000.000 = Rp35.000.000
Contoh Soal biaya tetap dan biaya variabel 2:
Sebuah usaha katering memiliki biaya tetap Rp10.000.000 per bulan dan biaya variabel Rp25.000 per porsi. Jika harga jual per porsi adalah Rp40.000, berapa porsi yang harus dijual untuk mencapai titik impas (break-even point)?
Jawaban: Margin kontribusi per unit = Harga jual per unit – Biaya variabel per unit = Rp40.000 – Rp25.000 = Rp15.000
BEP (unit) = Total biaya tetap / Margin kontribusi per unit = Rp10.000.000 / Rp15.000 = 666,67 ≈ 667 porsi
Contoh soal biaya tetap dan biaya variabel ini menunjukkan bagaimana konsep biaya tetap dan variabel digunakan dalam analisis bisnis praktis.
Contoh soal biaya tetap dan jawabannya
Mari kita pelajari lebih lanjut dengan beberapa contoh soal biaya tetap dan jawabannya yang lebih kompleks.
Soal:
Sebuah perusahaan roti memiliki biaya tetap berikut per bulan:
- Sewa tempat: Rp 10.000.000
- Penyusutan peralatan: Rp 2.000.000
- Gaji karyawan tetap: Rp 10.000.000
Pada bulan Januari, perusahaan memproduksi 1.000 roti. Di bulan Februari, produksi meningkat menjadi 2.000 roti.
- Berapa total biaya tetap perusahaan per bulan?
- Hitung biaya tetap per roti (rata-rata biaya tetap) di bulan Januari dan Februari.
- Mengapa biaya tetap per roti berbeda di kedua bulan tersebut?
Jawaban:
1. Total Biaya Tetap per Bulan
Total biaya tetap = Sewa + Penyusutan + Gaji karyawan
= Rp 10.000.000 + Rp 2.000.000 + Rp 10.000.000
= Rp 22.000.000 per bulan
2. Biaya Tetap per Roti
- Bulan Januari (1.000 roti):
Biaya tetap per roti = Total biaya tetap ÷ Jumlah produksi
= Rp 22.000.000 ÷ 1.000
= Rp 22.000 per roti - Bulan Februari (2.000 roti):
Biaya tetap per roti = Rp 22.000.000 ÷ 2.000
= Rp 11.000 per roti
3. Alasan Perbedaan Biaya Tetap per Roti
Biaya tetap total tidak berubah meskipun produksi meningkat. Namun, biaya tetap per unit menurun karena biaya tetap yang sama dialokasikan ke lebih banyak unit produksi. Ini menunjukkan skala ekonomi di mana produksi lebih besar mengurangi beban biaya tetap per unit.
Butuh penulis artikel SEO profesional? Ini rekomendasi kami.
Konsultasi